Kisah Nyata: Pengalaman Belajar Mengemudikan Dump Truk

Bermula pada tahun 2003 yang lalu, tidak ada salahnya sedikit demi sedikit saya berbagi ilmu kepada anda semua yang ingin bergelut didunia perniagaan khususnya pengemudi truk karena mungkin dari semua pengemudi truk yang ada, tidak semua dapat berbagi informasi melalui blog. Tentu saja hal ini tidaklah mudah apalagi kita sebagai pengemudi harus memahami dahulu blog yang akan dibangun.


Sama halnya belajar membuat sebuah blog, belajar mengemudi tentunya bisa dikatakan susah-susah gampang. Maksudnya adalah bila kita melihat orang mengemudikan mobil atau truk terlihat sangat enjoy sekali, tinggal menekan gas sambil memegang kemudi saat menjalankannya. Tapi dibalik itu semua, tidaklah mudah untuk melakukan hal seperti itu dan bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama.


Ini adalah kisah yang saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri. Bermula pada tahun 2003 yang lalu saat saya duduk dikelas satu Sekolah Menengah Kejuruan. Pada saat itu itu ambisi untuk bersekolah pada diri saya sudah mulai pudar. Tidak ada semangat lagi untuk hal itu, tapi dibenak juga terlintas tentang apa yang dapat saya lakukan bila hanya bermodal ijazah SMP saja? Karena jaman sekarang sangat sulit untuk mencari pekerjaan hanya bermodal ijazah seperti itu. Dalam pikiran saya mungkin hanya bisa diterima sebagai pekerja bangunan atau sederajat. Tidak ada tujuan lain dalam hati saya karena memang sudah tidak ada pilihan.


Pada keadaan yang sama pada saat itu ibu saya yang berprofesi sebagai pedagang atau lebih umumnya memiliki sebuah warung yang berada diluar kota, pulang dan menyayangkan apa yang terjadi pada diri saya. Tidak ada jalan lain, akhirnya saya mengikuti ajakan orang tua saya untuk membantu berjualan.


Setiap orang yang berdagang pasti mencari tempat yang ramai orang dan dekat dengan jalan raya. Seperti inilah lokasi warung milik orang tua saya. Dari dulu ketika saya bersekolah sampai sekarang inilah barulah saya mengetahuinya.


Posisi warung yang berhadapan langsung dengan jalan raya dan berjajar dengan tempat cuci mobil dapat mendukung kehidupan keluarga kami dan dari sinilah cerita saya menjadi seorang pengemudi truk dimulai.


Karena bersebelahan dengan tempat pencucian mobil, saya pun selain membantu diwarung juga ikut berperan serta menjadi pegawai cuci mobil tersebut. Cuci mobil yang saya ikuti bukan serta merta sebagai karyawan tetap tapi, sebagai buruh lepas. Pengertiannya adalah bila kita mendapatkan pasien sebuah truk, maka harga mencuci sebuah truk tersebut akan dibagi untuk berapa orang yang mencuci truk itu dan hanya dipotong biaya pompa air. Dimulai dari pagi hari dan diakumulasikan sampai cucian tersebut tutup lalu hasil yang didapatkan dibayarkan pada hari itu juga. Dengan kata lain seperti kerja borongan, bila kita kerja kita akan dibayar dan bila kita tidak bekerja maka tidak ada bayar. Karena bersistem perkerja lepas, tidak ada hal yang namanya PHK. Penghasilan inilah yang saya pakai untuk kebutuhan saya sendiri tanpa mencapurkannya dengan membantu di warung.


3 bulan bergelut didunia cuci mobil akhirnya saya berhenti sementara karena ada seorang pengemudi truk yang mengajak saya ikut bergabung menjadi keneknya.


Mungkin kenyataan ini sangat berbeda sekali ketika anda belajar mengemudi melalui kursus dan belajar langsung dari pengemudi truk aslinya. Ini adalah pemikiran saya sendiri jika anda belajar melalui kursus, anda mungkin merasa tenang karena mobil atau truk yang anda pakai adalah khusus untuk belajar ditambah pelatih yang cukup baik. Anda mungkin merasa tenang karena sudah bayar kursus tersebut jika terjadi tabrakan kecil, penyok, tergores dan semacamnya.


Apa yang ada dipikiran anda bila yang sedang anda gunakan untuk belajar mengemudi adalah mobil anda sendiri? Mungkin anda akan berfikir dua kali tentang hal ini. Selama proses belajar mengemudi, kendaraan yang saya gunakan adalah truk yang digunakan setiap hari untuk mencari nafkah hidup. Coba anda bayangkan, bila saat belajar, saya melakukan kesalahan yang ringan atau fatal, siapa yang bertanggung jawab?.


Mungkin bila anda belajar kursus mengemudi, anda akan didampingi pelatih yang baik, tenang, dan sabar. Berbeda dengan saya, tidak ada yang namanya baik, tenang ,dan sabar. Bila bisa saya katakan, saya seperti belajar mengemudi dengan sistem militer, karena saya tahu, hal terpenting dari sebuah proses pembelajaran adalah tanggung jawab. Tidak ada yang namanya baik dalam hal ini, banyak sekali hinaan dan cercaan yang muncul meskipun yang saya lakukan hanyalah sebuah kesalahan kecil. Tidak ada yang namanya sabar karena sebuah kesalahan besar terjadi, maka sedikit pukulan sebagai tindankan tegas kepada saya.


Tidak ada hal buruk yang terlintas dalam pikiran saya pada saat itu karena impian saya yang ingin saya kejar adalah bagaimana caranya agar saya cepat bisa menguasai mengemudikan sebuah truk. Saya hanya diberi waktu maksimal dua minggu untuk menguasainya, bila terlewat dari waktu yang ditentukan maka saya dianggap orang yang kurang cekatan dan mengecewakan. Dengan demikian saya tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk bergelut didunia truk.


Satu minggu pertama ketika mulai menginjakan kaki didunia truk, hal yang saya perhatikan adalah tingkah laku pengemudi yang sedang menjalankan truknya. Sangat terlihat mudah dan menyenangkan. Hal inilah yang membuat saya membulatkan tekat untuk belajar.


Karena sebelumnya sudah memiliki teori pemahaman tentang tata cara mengemudikan truk, proses belajar yang saya anggap seperti militerpun hanya saya alami sekitar tiga hari saja. Karena pada hari keempat dari waktu yang ditentukan yaitu dua minggu, saya sudah berhasil menguasai pemahaman tentang mengemudi truk. Mulai hari itu juga saya berani mengemudikan sendiri truk yang saya bawa dan tentu saja didampingi pengemudi aslinya karena status saya masih kenek.


Kesimpulan
Bila anda memiliki niat dan tanggung jawab yang besar pada proses belajar, contohnya seperti saya, maka tidak mustahil hal tersebut dapat terlaksana secara cepat. Tapi bila niat anda hanya sepotong-sepotong saja, mungkin anda akan mengalami kesulitan dan bahkan menyerah ditengah jalan.


Saat belajar mengemudikan truk, hal pertama yang saya utamakan adalah keselamatan, niat dan tanggung jawab. Karena hal inilah saya berhasil membuktikan bahwa diri saya bisa melakukannya. Bila anda bertanya dimana dan kapan saya belajar? Karena saya ingin cepat menguasainya, saya belajar pada waktu atau hari kerja dimana jalanan masih padat dan tepatnya dijalanan yang saya lewati tiap hari. Karena sistem belajar seperti itu akan cepat membuat anda lebih memahami dan menguasai proses belajar mengemudi. Terima kasih banyak atas waktu anda pada catatan ini. Semoga bermanfaat.

Share this :

Previous
Next Post »