Tanya Jawab: HINO FM 260 TI Range High Low Saklar Tidak Bisa Masuk

Posting kali ini adalah lanjutan tanya jawab yang berasal dari komentar - komentar di blog ini. Mohon maaf bila ada tenggang waktu untuk membuat lanjutan dari postingan sebelumnya. Jika anda belum membaca postingan sebelumnya yang berjudul Tanya Jawab Seputar Hino 500, silahkan klik text tersebut untuk mengetahui apa saja informasi yang ada pada artikel tersebut. Okay kalau begitu mari kita lanjut pembahasannya.


T 1: Sekedar info, saya cukup sering membaca ada beberapa supir tidak menggunakan/menginjak kopling (disebut clutchless) saat oper gigi. Mereka berargumen hal ini akan menghemat kopling dan tidak berefek serius pada synchromesh. Begini mas, bila kita merujuk pada petunjuk buku manual memang seharusnya perpindahan gigi dari 4 low-ke 5 high yaitu naikan saklar ke posisi high lalu pindahkan tuas perseneling ke gigi 5 dan begitu pula sebaliknya , ketika berada di posisi gigi 5 high mau pindah ke posisi 4 low maka turunkan saklar dari high ke low baru kemudian pindahkan gigi dari 5 high ke 4 low. Tapi yg saya heran plus bingung pada kendaraan yg saya kemudikan saat ini yaitu HINO 260 ti tahun 2005, yaitu ketika perpindahan low ke high maupun sebaliknya sama sekali berbeda dengan literatur/petunjuk pada buku manualnya.


kejadianya begini mas, ketika berada pada posisi 4 low saya naikan saklar lalu menginjak kopling dan pindahkan tuas gigi ke posisi gigi 5 high , tetapi kok gak mau pindah ya mas keras dan gak bisa di pindahkan ke gigi manapun mau netral juga gak bisa , lalu saya turunkan lagi saklar ke low kemudian netralkan setelah itu naikan saklar ke high injak kopling barulah bisa masuk ke gigi 5 high. Jadi masalahnya dari 4 low mau ke 5 high harus netral dulu lalu naikan saklar kemudian injak kopling dan dorong tuas ke gigi 5 high. Jadi mobil saya ini cuma bisa pakai cara ke 2 seperti yg mas jelasin di atas, kalau pakai cara ke 1 gak bisa mas keras dan gak bisa di oper gigi manapun netral juga gak bisa.


pertanyaan saya , apa penyebabnya sehingga terjadi demikian padahal saya udah 4 kali ganti mobil hino saklar tapi gak pernah seperti ini mas, ya umumnya pakai cara ke-1 bisa & cara ke-2 juga bisa.

J 1: Untuk pertanyaan di atas sebelum saya mohon maaf dan mohon di replay bila nanti ada hal - hal yang tidak sempat di tulis di artikel ini. Jujur saja, saya sendiri bukanlah seorang komentator yang lihai dalam menyusun kalimat. Saat menulis jawaban dari pertanyaan tersebut, yang saya ketahui untuk versi HINO FM260 TI dan sampai saat ini dipakai di tempat saya berkerja, dalam pengoperasian perseneling menggunakan sistem tampar kanan/kiri dan lebih dari 50 unit truk HINO versi tersebut yang ada di tempat saya bekerja ke-semuanya sama menggunakan sistem tampar kanan/kiri. Jadi saya anggap pertanyaan yang di berikan masih berhubungan dengan sistem tampar kanan/kiri. Mohon replay bila ada yang kurang.


Mungkin jawaban yang bisa saya berikan tidaklah maksimal karena pada saat truk HINO versi tersebut ada, posisi saya pada saat itu sudah mengemudikan truk ISUZU GIGA yang notabene sama menggunakan sistem pengoperasian perseneling tampar kanan/kiri. Ini merupakan pengalaman saya sendiri saat penggunaan sistem tampar pada saat itu. Pada saat penggantian gigi perseneling dari gigi ke-4 naik ke gigi 5, yang biasa saya lakukan pada saat tersebut menetralkan terlebih dahulu dan kondisi pedal kopling masih saya injak. Pada saat pergantian low ke high pun tidak saya pukul melainkan saya dorong kuat dan cepat ke arah kanan, barulah gigi ke-5 dimasukan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan saya pada saat itu dan juga sebaliknya, tetap sama yang saya lakukan. Dan hasilnya tetap seperti biasa, tidak ada keanehan. Kebanyakan pengemudi juga melakukan hal yang sama seperti saya dengan alasan mempercepat proses pergantian perseneling, namun juga ada yang menyempat untuk sedikit mengangkat kaki meskipun hanya sedetik pada saat pergantian perseneling. Hasil yang di dapatkan masih tetap sama.


Lain halnya untuk versi saklar, versi ini bagi kebanyakan pengemudi merupakan versi rawan, bahkan saya sendiri diperingatkan untuk tidak menyentuh atau pegangan pada tongkat perseneling yang menggunakan saklar. Versi saklar bila salah penggunaannya bisa membuat gigi perseneling tidak bisa masuk. Hal ini saya anggap sama antara saklar manual dan saklar sekring (HINO 500).

Ini adalah pengalaman pribadi saya sendiri, pada saat berjalan dan pada kondisi gigi high, tidak sengaja saklar tersenggol lutut saya sendiri. Saklar yang sebelumnya mengarah ke high, menjadi ke low pas posisi jalan dan masih masuk ke gigi 7. Sebelumnya saya anggap tidak apa - apa, dan segera saya kembalikan ke posisi high seperti semula tanpa menetralkan terlebih dahulu karena pada kondisi tersebut kecepatannya cukup tinggi. Semuannya masih terasa normal sampai berhenti di traffic light, baru range saya ubah ke low. Pada saat tarikan pertama hingga masuk gigi ke-4 tidak terjadi apa - apa saat berjalan, namun hal ini terjadi ketika range berpindah ke high. Pada umumnya saat proses perpindahan range low ke high atau sebaliknya pasti di ikuti suara angin keluar yang berasal dari dorong/tekanan perubahan pada mesin tepatnya pada daerah bak perseneling yang juga di sertai suara seperti besi yang dipukul, namun hal tersebut tidak terjadi sama sekali. Akibat hal tersebut, setelah range high, mulai dari gigi ke-5 sampai ke-8 tidak ada satupun yang bisa masuk. Tentu saja saya pun menjadi panik karena hal ini terjadi dan pertama kali juga. Kesulitan memasukan gigi pada range high membuat laju kendaraan menjadi lamban, maka segera range saya ubah menjadi low kembali. Setelah pada posisi range Low saya coba memasukan gigi ke-4 sampai ke-3 bahkan ke-1 pun tetap tidak bisa. Ketika berhenti di bahu jalan saya turun dan mulai mengecek pada bagian mesin, tanpa mematikan mesin saya coba kembali memasukan gigi rendah terlebih dahulu namun tetap tidak mau masuk.


Sebelumnya saya mencoba mengingat tentang apa yang kurang pada saat perpindahan range. Ketika saya coba kembali proses perpindahan range saklar sama sekali tidak terdengar bunyi angin ataupun bunyi besi yang seperti dipukul, maka saya anggap inilah biang keladinya. Lalu bagaimana solusinya?..

Sebenarnya bila truk dirasa masih dalam kategori normal, atau sebelumnnya masih seperti biasa, yang saya lakukan saat itu adalah mengangkat hand rem, mematikan mesin dan menghidupkan kembali setelah atau tidak sampai 5 menit. setelah mesin di hidupkan ulang, yang saya lakukan adalah mengecek kondisi kontrol angin dan mengecek range saklar. Pada saat inilah saya tahu sesuatu sedang error terjadi pada range saklar. Beberapa kali saya coba memompa kopling, setelah kopling saya lepas, baru saklar saya cek dengan cara memindah - mindah range. Kondisi tersebut saya coba setelah saya menghidupkan ulang mesin dan masih pada posisi berhenti/parkir. Cara yang saya lakukan bisa dibilang sukses karena saat memindah - mindahkan range suara - suara kembali terdengar. Lalu berikutnya saya coba memindah - mindahkan range disertai menginjak pedal kopling dan hasil dari hal tersebut, bunyi - bunyian tetap ada. Barulah setelah itu saya kembali berjalan dan semua kembali normal sampai di tujuan.


Memang bukan suatu kesengajaan apa yang terjadi pada pengalaman saya di atas, namun itu bukanlah satu - satu hal yang membuat range high low menjadi error. Pengalaman saya yang kedua ketika range high low versi saklar tiba - tiba error adalah pada saat melaju cukup cepat atau anggap sudah masuk gigi ke-7, tanpa sengaja lutut menyenggol kunci kontak hingga mesin tiba - tiba mati, lalu karena panik mengubah arah kunci kontak ke ACC yang bisa membuat mesin kembali hidup tanpa start. Hal ini pasti membuat range high low versi saklar 100% menjadi error, namun untuk solusinya tetap sama seperti sebelumnya.

Silahkan berkomentar bila ada yang kurang dipahami. Semoga Bermanfaat.


Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Komentar yang menyudutkan atau tidak berhubungan dengan tema blog akan dihapus oleh admin. Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu sebelum diterbitkan. Trims.

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔