Tanya Jawab Seputar Hino 500

Terima kasih sebelumnya untuk para pengguna blog "Truk Bercerita yang sudah berkomentar di setiap artikel - artikel yang ada. Banyaknya komentar - komentar yang masuk membuat saya ingin sekali menjawabnya, namun dalam hal ini, laman komentar menurut saya memiliki batas ketika membalas komentar tersebut. Maka dari itu saya membuat artikel atau posting berdasarkan dari semua komentar yang ada di blog ini. Mungkin tidak semua pengguna blog ini merasa puas dengan hasil jawaban yang saya berikan di kolom komentar bahkan sebelum saya buat posting ini, ada yang belum saya jawab beberapa komentar yang ada. Karena kesibukan kerja, maka hanya bisa menerbitkan komentar dari para pembaca saja. Dengan ini saya mohon maaf ya. Sebelumnya saya ingin memberitahu kepada pengguna blog ini tentang komentar di blog ini bahwa setiap komentar yang masuk akan di diterbitkan setelah saya sebagai admin disini menyetujui komentar tersebut atau dengan kata lain di filter.

Karena sering sekali saya mendapati komentar - komentar yang tidak menjurus seperti jual ini, jual itu dan lain sebagainya. Maka dari itu jika pengguna berkomentar, jangan khawatir komentarnya tidak tersimpan, hanya saja perlu direview terlebih dahulu. Setiap komentar yang masuk pasti akan saya terbitkan jika berhubungan atau ada kaitannya dengan kendaraan seperti truk misalnya, jika tidak ada terpaksa saya hapus. Jadi seperti itulah penjelasan yang bisa saya sampaikan sebagai admin blog ini. Admin di blog ini dan di channel youtube cuma saya sendiri sebagai pengelolanya, kecuali admin di fanspage facebook ada beberapa teman driver yang saya jadikan admin dikarenakan kesibukan sehari hari jadinya agak kerepotan untuk mengelolanya sendiri.

Di tahun baru ini, tahun 2019 saya membuat artikel dari komentar yang ada di blog ini. Karena hal ini merupakan artikel tanya dan jawab, maka saya masukkan dalam kategori baru yaitu kategori "Tanya Jawab" di blog ini. Banyak sedikitnya postingan di kategori ini tergantung dari banyak sedikitnya komentar yang masuk. Jadi mohon maaf apabila isi dari kategori ini ternyata hanya sedikit postingannya.

Kalau begitu kita mulai tanya jawabnya, saya akan membuat huruf miring untuk pertanyaannya dan huruf biasa untuk jawabannya. Semua pertanyaan berdasarkan dari komentar yang ada. Kali ini tanya jawab yang akan di bahas mengenai truk Hino. Banyak sekali komentar di postingan yang berhubungan dengan truk Hino.

T 1: Halo, Saya tertarik untuk belajar mengemudi truk/bus.

Di awal artikel, anda sebut :
"Sistem perseneling manual memang bukan jamannya saat ini. Itupun sudah ketinggalan jaman."

Namun, di penjelasan selanjutnya, anda menyebutkan penggunaan kopling utk pindah gigi. Jelas truk yg anda bahas adalah bertransmisi manual.
Tapi, Ok lah.


J 1: Mohon maaf sebelumnya, mungkin ada kesalahpahaman disini. Sistem perseneling manual yang saya maksud adalah sistem perseneling yang hanya maju dan mundur tanpa adanya saklar naik turun seperti Hino 500, dan Mitsubishi HD atau tamparan kanan kiri seperti Nissan Quester, dan Isuzu Giga. Topik yang dibahas adalah tentang sebuah truk apalagi truk yang digunakan untuk memuat barang. Bukan untuk mobil mobil station yang memiliki slogan "real man using three pedals" atau "easy man using two pedals" pada umumnya. Jika di terapkan pada sebuah truk seperti mobil station, maka teriakan/raungan, sentakan sudah pasti hilang, sedangkan tenaga yang dihasilkan berasal dari hal - hal tersebut. Pada umunya beban berat saat tanjakan atau disaat truk ambles jelas perlu teriakan dan sentakan untuk dapat melewatinya. Mohon di replay bila kurang.

T 2: Apakah boleh lompat gigi seperti di mobil penumpang, misal 2->4, 3->5, 5->7, demikian juga saat turun gigi.
Apakah tata-letak/posisi gigi mirip di mobil penumpang ? Hanya yg membedakan ada sakelar pengubah range : rendah-tinggi.


J 2:Jika tidak memiliki range rendah-tinggi, maka sangat tidak di anjurkan untuk melakukan lompatan gigi perseneling. Apa alasannya? Alasannya ada tanpa adanya range pengaturan tersebut, sudah dapat dipastikan gigi rasio kendaraan tersebut memiliki celah mata gigi yang sangat besar atau bisa dikatakan selisih antara gigi satu dan yang lainnya sangat banyak. Selisih yang terhitung banyak ini dapat membuat laju kendaraan semakin bertambah cepat dengan skala kecepatan yang tinggi ketika perpindahan gigi secara normal. Contohnya ketika di gigi ke-3 lalu masuk gigi ke-4, otomatis mesin tidak akan meraung keras karena kondisi kecepatan dan posisi gigi sudah pas. Berbeda dengan kendaraan yang memiliki range rendah tinggi, jika di uji coba seperti contoh dari gigi ke-3 lalu masuk gigi ke-4, jelas akan meraung. Apa alasannya? Alasannya adalah kebalikan dari yang tidak memiliki range rendah-tinggi. Semua kendaraan yang memiliki range rendah-tinggi menggunakan gigi rasio dengan selisih gigi yang sangat sedikit. Karena selisih yang sedikit inilah membuat perpindahan gigi secara berurutan menjadi lebih cepat. Perpindahan gigi yang lebih cepat maksudnya adalah pada saat gigi ke-3 terus masuk gigi ke-4, sudah pasti mesin akan tetap meraung meskipun tidak seperti raungan mesin pada saat gigi ke-3. Pada saat masuk gigi ke-4 sudah meraung, maka yang pasti di lakukan adalah segera berpindah atau menambah atau masuk ke gigi-5, ketika masuk gigi ke-5 inilah raungan mesin akan menjadi normal. Mohon di replay jika kurang.

Sekarang saat mengurangi gigi. Pengurangan gigi secara normal atau loncat gigi sebenarnya tergantung dari faktor atau segi kecepatan kendaraan itu sendiri. Tapi, ada tapinya, pengurangan loncat gigi pada kendaraan yang tidak memiliki range rendah-tinggi sudah pasti tidak di wajibkan bahkan tidak diperbolehkan kecuali darurat seperti kendaraan 100% berhenti di tanjakan. Jika kendaraan masih berjalan lakukan pengurangan gigi secara normal atau berurutan. Kendaraan tanpa range rendah-tinggi memiliki gigi rasio dengan selisih yang banyak, tentu saja kendaraan akan mampu berjalan dengan pengurangan secara normal seperti ini. Namun sangat berbeda dengan yang memiliki range rendah-tinggi, kendaraan yang memiliki range rendah-tinggi memiliki gigi rasio yang selisihnya sangat sedikit. Pengurangan gigi secara normal dengan kecepatan normal masih bisa dilakukan asal kondisi kendaraan berjalan dalam jalanan yang datar, maka mesin kendaraan akan meraung secara normal dan tetap memiliki tenaga menyamai kecepatannnya. Jika dalam kondisi tanjakan dan bermuatan bagaimana? Bagi yang biasa menggunakan kendaraan dengan perseneling tanpa range rendah-tinggi pasti akan kaget saat pengurangan gigi secara normal ketika posisi kendaraan berada di tanjakan dan dalam kondisi bermuatan apalagi bermuatan berat. Sebelumnya banyak driver lain yang mengatakan untuk tidak melakukan lompatan gigi pada saat tanjakan. Pertama kali memang saya percaya pada teori tersebut namun saat praktik berkata lain bro, karena sudah terbiasa mengurangi gigi saat RPM akan mencapai 5 atau RPM di bawah warna hijau, alhasil setelah pengurangan ternyata RPM tetap berada di bawah warna hijau. Tentu saja paniknya luar biasa, dengan segera saya lakukan pengurangan lagi dan hasilnya RPM masig berada di warna hijau dan untungnya masih memiliki tenaga. Itu awal mula saya mengendarai kendaraan dengan range rendah-tinggi. Setelah praktik tersebut, sebenarnya ada benarnya dan bisa dilakukan pengurangan perseneling tanpa loncat gigi, namun dalam kondisi panah RPM masih menunjuk di warna hijau dan jangan sampai di bawahnya. Kondisi pengurangan secara normal atau berurutan pada RPM di batas warna hijau akan menaikan sedikit panah RPM namun tetap pada warna hijau barulah mesin masih memiliki tenaga untuk tanjakan. Jika dalam kondisi praktik, ketika sudah dirasa tenaga mesin menurun ketika tanjakan segeralah mengurangi gigi perseneling secara normal. Ingat, jika sudah dirasa tidak kuat meskipun RPM masih menunjuk warna hijau segera lakukan pengurangan gigi secara normal. Keterlambatan ketika mengurangi gigi perseneling dapat berakibat kendaraan 100% berhenti di tengah-tengah tanjakan. Jika seperti ini, tentu saja anda akan mendapat umpatan dari driver truk lainnya bahkan yang tidak anda kenal sekalipun karena tentu saja umpatan tersebut terdengar karena anda tidak mampu mengemudikan truk tersebut karena truk yang anda bawa bukan truk keluaran tahun lama, truk yang menggunakan range rendah-tinggi merupakan truk keluaran tahun terbaru. Jika seperti ini, siapa yang akan malu?? Hehe. Mohon di replay bila kurang.

T 3: Untuk merk truk lain seperti Fuso, Dyna, dll, dgn kelas yg sama (10 speed atau lebih) mekanisme oper gigi juga menggunakan sakelar atau cara lain ?

J 3: Jika truk yang dibahas sekelas Dyna, maka jenis truk-truk tersebut tergolong truk kelas menengah, bukan tergolong kelas besar. Truk-truk yang tergolong sekelas Dyna Seperti Mitsubishi Ragasa, mitsubishi Canter dan, Isuzu Elf. Truk-truk sekelas sedang ini tidak mengaplikasikan range rendah-tinggi untuk saat ini, bahkan tidak ada yang menggunakan 10 speed(sampai saat ini). Mohon di replay bila kurang.

Kali ini saya stop di sini untuk tanya jawabnya. Silahkan berkomentar di manapun pada posting-posting yang ada di blog ini, nanti akan saya bahas di sini, dikategori "Tanya Jawab". Semoga bermanfaat.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Komentar yang menyudutkan atau tidak berhubungan dengan tema blog akan dihapus oleh admin. Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu sebelum diterbitkan. Trims.

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔