Sistem Perseneling Nissan Quester [UD]

Ketika mengemudikan truk saat bekerja, tentu banyak sekali mobil dan truk yang berlalu lalang. Pada saat tersebut, untuk truk - truk besar kebanyakan yang saya temui saat itu adalah truk Isuzu, truk Hino, dan truk Nissan. Namun dari ke - 3 model truk tersebut, kebanyakan yang melintas saat itu adalah truk Nissan, jadi karena blog ini saat ini minim informasi soal truk nissan maka saya sempatkan membuat artikelnya. Ini mungkin artikel pertama untuk informasi truk nissan. Sebenarnya saat ini, saya tidak mengendarai truk nissan, melainkan truk Hino 500. Alasannya adalah minimnya truk nissan yang dipakai saat ini di perusahaan saya bekerja untuk dump truk. Truk nissan tersebut semuanya dipakai dan difungsikan untuk trailler (truk tempel). Saat ini dump truk model Nissan Quester di perusahaan saya hanya berjumlah 10 unit saja, namun yang difungsikan untuk truk trailler jumlahnya lebih banyak yaitu 50 unit. Memang menurut saya untuk truk Nissan Quester lebih cocok untuk dipakai dan difungsikan sebagai truk tempel (trailler) karena dilihat dari segi model cabin yang tinggi tersebut.


Mungkin muncul sebuah pertanyaan bagi anda yang notabene anda adalah sebuah pengemudi truk besar. Pertama kali dan yang paling utama saya sudah bisa menebak tentang pertanyaan tersebut. Pertanyaan tersebut adalah "Apa sistem perseneling yang dipakai pada truk Nissan Diesel Quester [UD] tersebut?". Pasti ini adalah pertanyaan utama setiap pengemudi truk apabila truk yang dikemudikan sebelumnya sudah berganti. Pasalnya, saat ini varian sistem perseneling setiap pabrikan truk - truk besar memiliki perbedaan - perbedaan tertentu yang salah satunya adalah tentang sistem perseneling. Sebenarnya saya sendiri kurang begitu paham tentang truk Nissan Quester tersebut. Informasi ini saya dapatkan secara langsung dari teman saya yang mengemudikan truk tersebut saat santai ketika antri loading barang.


Sebelum bertanya, saya melihat - lihat dulu kondisi fisik dari truk tersebut dari luar dan dari dalamnya. Ketika akan masuk kedalam cabin truk, terdapat 3 pijakan kaki yang berada di samping pintu, mungkin inilah yang membuat cabin truk tersebut terlihat cukup tinggi. Saat duduk dikemudi, pandangan pengemudi terlihat lebih luas karena posisinya yang tinggi, selain itu didalam cabin juga terlihat lebih luas karena tempat duduk bagian tengah diganti menjadi kotak tempat perkakas. Mungkin karena hal tersebutlah cabin terlihat lebih luas. Setelah mengetahui tentang dalaman cabin tersebut barulah muncul sebuah pertanyaan saat melihat tongkat perseneling pada Nissan Quester tersebut. Pada tongkat perseneling Nissan Quester sedikit ada perbedaan dengan tongkat perseneling Hino 500 yang biasa saya kemudikan.


Sebelum bertanya kepada teman saya sang drivernya, saya amati terlebih dahulu secara mendetail seperti total gigi persenelingnya, perpindahan persenelingnya, dan juga bentuk persenelingnya. Ternyata sama seperti Hino 500. Truk Nissan Quester memiliki total 10 gigi Perseneling, sama seperti Hino 500. Namun saat mencari saklar pada tongkat perseneling tersebut ternyata tidak ada. Setelah mengetahui hal tersebut barulah saya bertanya pada teman saya soal sistem persenelingnya karena ini merupakan hal yang cukup berbeda dan harus diketahui apalagi untuk pengemudi yang baru mengenal truk Nissan Quester tersebut.


Truk Nissan Quester saat ini untuk 10 speed menggunakan sistem perseneling tampar kanan kiri untuk perpindahan range High lownya. Sistem ini sebelumnya sudah dipakai untuk truk besar lain seperti truk Isuzu Giga dan Hino sebelum Hino 500. Selain itu hitungan pada gigi range high low perseneling juga masih sama yaitu pada range low terdapat gigi mulai dari R(retreat) atau gigi mundur, gigi 1/2, gigi - 1, gigi ke -2, gigi ke -3, dan terakhir gigi ke -4. Sedangkan pada range high terdapat gigi ke -5, gigi ke -6, gigi ke -7, dan terakhir gigi ke -8 (top speed). Jika anda pernah mengemudikan truk seperti Isuzu giga atau dengan kata lain sistem pengoperasiannya sama, mungkin hal ini sudah biasa bahkan sudah berada diluar kepala ketika mengoperasikannya. Namun, jika belum mengetahuinya sama sekali cara pengoperasiannya. Sedikit saya terangkan tentang pengoperasiannya. Sebenarnya yang paling utama dipikirkan pengemudi truk jika mengunakan truk dengan perseneling seperti ini adalah bagaimana saat - saat memindahkan range high lownya? Benar, kan? Daku? Huahahahaha..


Biasakan rilex terlebih dahulu saat akan mengemudikan truk dengan sistem perseneling baru, jika tegang karena bingung dan panik nantinya bisa merusak gigi perseneling. Cara mudahnya menurut saya adalah sebelum menghidupkan mesin, goyang terlebih dahulu tongkat perseneling keatas dan kebawah untuk mencari kondisi netral agar truk tidak loncat saat mesin dihidupkan. Hidupkan mesin jika posisi perseneling dalam keadaan netral, setelah mesin nyala biarkan sebentar sambil mengecek kondisi yang ada di spido meter. Pada saat tersebut hal yang paling utama yang harus dilihat adalah kondisi petunjuk angin pada spido meter apakahsudah terisi secara penuh atau sedang mengisi. Bila ini merupakan pertama kali, maka yang wajib dilakukan yaitu membiarkan mesin menyala (langsam) untuk beberapa menit terlebih dahulu. Seandainya ini saya, hal ini dilakukan terlebih dulu untuk memastikan kondisi angin terisi penuh yaitu ketika terdengar suara angin buang saat mesin langsam. Selain itu biasanya juga digunakan untuk memanaskan mesin sebelum bertermpur (beraktifitas maksudnya).


Setelah suara angin buang terdengar yang menandakan bahwa tangki angin sudah terisi penuh (maksimal), pertama - tama yang harus dilakukan adalah pengecekan range high lownya terlebih dahulu apakah normal atau tidak dengan cara menampar ke kanan dan ke kiri. Pada keadaan normal saat menampar tongkat perseneling ke kanan dan ke kiri terdapat suara angin yang di ikuti suara perpindahan range kurang lebih seperti suara besi bertatapan. Setelah semua normal, baru mencoba untuk menjalankan truk tersebut. Pertama pastikan range pada posisi low, bila belum yakin cara secara lesan adalah dengan melihat spidometer kondisi range yang menyala. Saat akan jalan, range harus berada di posisi low yang menyala. Bila secara praktik yaitu dengan cara menampar tongkat perseneling ke arah kiri, ingat! Ke arah kiri anda. Keadaan posisi low bisa diketahui secara praktik jika saat menampar ke kiri tidak terdapat suara atau bunyi angin dan besi bertatapan.


Setelah semua siap, sekarang tinggal dorong tongkat perseneling naik turun secara berurutan yang dimulai dari gigi ke - 1 hingga gigi ke - 4 tanpa merubah range karena pada gigi ini masih tergolong range low. Ingat! Sebelum menjalankan truk, turunkan terlebih dahulu tuas handremnya. Oh iya, pada nissan quester, sistem handrem yang dipakai sudah menggunakan sistem chamber. Sebelumnya sudah pernah saya buat artikelnya di blog ini, silahkan dicari sendiri ya. Bila sudah berjalan dan gigi berada di posisi ke - 4 akan masuk ke gigi ke - 5, terlebih dahulu injak kopling, setelah itu masukkan gigi ke arah netral, tanpa melepas kopling tampar tongkat perseneling ke arah kanan atau kearah anda. Jika terdapat bunyi angin dan diikuti suara besi bertatapan berarti range sudah berpindah ke high, jika semua lancar tinggal masukan gigi ke gigi ke-5 atau dorong tongkat perseneling langsung ke atas. Sebenarnya saya sudah membuat artikel ini tentang perpindahan range tentang Hino 500. Silahkan cari sendiri ya. Soalnya saat ini belum sempat menautkan artikel - artikel yang berhubungan. Untuk pengurangan atau perpindahan range dari high ke low caranya tetap sama, hanya saja dibalik.


Sampai disini dulu ya. Bila ada unek - unek silahkan berkomentar dibawah posting ini. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Komentar yang menyudutkan atau tidak berhubungan dengan tema blog akan dihapus oleh admin. Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu sebelum diterbitkan. Trims.

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔